Selama 21 tahun terakhir, studi wilayah Antartika sangat beragam terkait pencairan lapisan es. Analisis kali ini menjelaskan bahwa Antartika telah mengalami tingkat pencairan gletser sekitar tiga kali lipat selama dekade terakhir. Gletser disekitar Amundsen Sea Embayment, Antartika Barat, telah mengalami pencairan es lebih cepat dibanding bagian lain Antartika. Hal ini berperan besar menyebabkan kenaikan permukaan laut.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi dan menyatukan hasil pengamatan dari empat teknik pengukuran berbeda, pada akhirnya menghasilkan perkiraan yang tepat dan laju pencairan es selama dua dekade terakhir. Menurut Isabella Velicogna, hilangnya massa gletser telah meningkat pada titik luar biasa. Isabella Velicogna menerbitkan hasil studi ini dalam Jurnal Geophysical Research Letters edisi 5 Desember 2014.
Lapisan Es Antartika Barat Mencair
Laut Amundsen adalah lengan dari Samudra Selatan, tepatnya Marie Byrd Land di Antartika barat. Samudera ini dinamakan untuk menghormati penjelajah kutub Norwegia, Roald Amundsen, ekspedisi Norwegia 1928-1929, dimana Kapten Nils Larsen menjelajahi daerah ini pada bulan Februari, 1929. Lautan sebagian besar tertutup es, lapisan es rata-rata mengalir ke Laut Amundsen dengan ketebalan sekitar 3 km, dan membentuk salah satu tiga cekungan es di Antartika Barat, wilayah yang lebih dikenal sebagai Amundsen Sea Embayment (ASE).
Pada bulan Maret 2007, para ilmuwan mempelajari ASE melalui satelit dan survei udara mengumumkan penipisan signifikan diwilayah ASE. Hal ini disebabkan perubahan pola angin yang memungkinkan air hangat mengalir di bawah lapisan es. Beberapa ilmuwan mengusulkan bahwa daerah ini menjadi bagian terlemah lapisan es Antartika. Ilmuwan telah menemukan aliran gletser meningkat dalam beberapa tahun terakhir, jika mencair maka permukaan laut global akan meningkat sekitar 1 hingga 2 meter. Sebuah studi pada bulan Oktober 2004 menyatakan juga bahwa lapisan es di laut Amundsen telah mencair dengan cepat dan retak, lapisan es lepas pantai runtuh dalam lima tahun. Studi memproyeksikan kenaikan permukaan laut sebesar 1,3 m jika semua es laut di Laut Amundsen meleleh.
Dalam studi ini, para ilmuwan menggunakan empat set pengamatan termasuk satelit NASA Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE), altimetri laser NASA Operation IceBridge dan satelit ICESat, radar altimetri satelit European Space Agency Envisat, dan analisis massa menggunakan radar University of Utrecht's Regional Atmospheric Climate Model.
Pada bulan Maret 2007, para ilmuwan mempelajari ASE melalui satelit dan survei udara mengumumkan penipisan signifikan diwilayah ASE. Hal ini disebabkan perubahan pola angin yang memungkinkan air hangat mengalir di bawah lapisan es. Beberapa ilmuwan mengusulkan bahwa daerah ini menjadi bagian terlemah lapisan es Antartika. Ilmuwan telah menemukan aliran gletser meningkat dalam beberapa tahun terakhir, jika mencair maka permukaan laut global akan meningkat sekitar 1 hingga 2 meter. Sebuah studi pada bulan Oktober 2004 menyatakan juga bahwa lapisan es di laut Amundsen telah mencair dengan cepat dan retak, lapisan es lepas pantai runtuh dalam lima tahun. Studi memproyeksikan kenaikan permukaan laut sebesar 1,3 m jika semua es laut di Laut Amundsen meleleh.
Dalam studi ini, para ilmuwan menggunakan empat set pengamatan termasuk satelit NASA Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE), altimetri laser NASA Operation IceBridge dan satelit ICESat, radar altimetri satelit European Space Agency Envisat, dan analisis massa menggunakan radar University of Utrecht's Regional Atmospheric Climate Model.
Tim ilmuwan menganalisis untuk membuktikan bahwa pencairan lapisan es Antartika berada ditingkat yang lebih tinggi. Dalam penelitian sebelumnya telah disebutkan, wilayah ini mulai berubah sangat drastis sejak tahun 1990an. Menurut Sutterley, kemiripan hasil analisis luar biasa diantara keempat teknik yang diterapkan menjelaskan keakuratan.
Ilmuwan menyesuaikan pengukuran keseimbangan massa gletser yang mengalir ke laut Amunsend Embayment, ukuran dari berapa banyak gletser yang terbentuk dan yang mencair dari waktu ke waktu, pencairan es serta penyebab lainnya. Pengukuran dari keempat teknik sudah digunakan sejak tahun 2003 sampai 2009, digabungkan menjadi empat set sumber data dari rentang waktu 1992-2013.
Gletser yang berada diteluk kehilangan massa selama periode tertentu, ilmuwan menghitung dua besaran yang terpisah dibagi jumlah total kehilangan dan tingkat perubahan dalam tingkat kehilangan. Jumlah total kehilangan rata rata 83 gigaton pertahun, sementara massa gunung Everest sekitar 161 gigaton.
Dengan kata lain, pencairan lapisan es Antartika sebanding dengan gunung Everest setiap dua tahun, dan ini terjadi selama 21 tahun terakhir. Diperkirakan tingkat kehilangan gletser rata rata 6,1 gigaton sejak tahun 1992.
Sejak tahun 2003 sampai 2009, empat teknik pengamatan selalu tumpang tindih, tingkat pencairan lapisan es Antartika meningkat rata rata 16,3 gigaton pertahun atau meningkat hampir tiga kali lipat selama 21 tahun. Para ilmuwan mencatat perilaku gletser dan lapisan es diseluruh dunia sangat tidak pasti, begitu pula dalam memperkirakan permukaan laut masa depan.
Referensi
West Antarctic melt rate has tripled: UC Irvine-NASA, 02 December 2014, by University of California - Irvine.
Journal Ref: Mass loss of the Amundsen Sea Embayment of West Antarctica from four independent techniques. Geophysical Research Letters, 2014; DOI: 10.1002/2014GL061940